HIDUP sudah berat dengan sendirinya, ujar banyak orang.
Ya, aku merasakannya.
HIDUP adalah Perjuangan, kata Ayah.
Ya, aku percaya itu, Yah. Aku sedang berusaha.
Tapi kadang aku merasa lelah, Yah.
Tuntutan ini, beban ini, keadaan ini, membuatku frustasi.
Seringkali aku mencapai titik di mana aku ingin berhenti.
Untung saja titik itu tertiup angin dan tergantikan dengan koma.
Di mana aku harus tetap menggores kata dan cerita. Sambung.
Aku kembali menemukan titik itu lagi, Yah.
Tapi kali ini aku mngerti, aku harus melewatinya.
Tetap bergerak dan gores rasa sampai baris selanjutnya.
Baris yang membawa inti. Baris yang nyaris mati.
Kita harus bersaing, Nak.
Aku sedang berusaha untuk mencapainya, Yah.
Seakan aku belum siap menemukan habis cerita.
Aku masih ingin melihat, menemukan, membuat tanda, kata, dan majas lain, Yah.
Membentuknya menjadi bait indah yang nikmat.
Menyatukannya sampai menemukan lembar baru.
Lembar masa depan yang pucat.
Untuk Ayah tercinta,
yang aku terkadang malu untuk ungkapkan, terkadang susah untuk berucap, terima kasih karena aliran darahmu dalam tubuhku. Tak peduli bagaimanapun kau bertindak, orang lain berucap, aku bangga menjadi seorang Ananta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar