Matahari mulai turun dari
singgasananya, sembunyi dan istirahat di ujung laut. Alunan lembut menenangkan
dari debur ombak terdengar, sesekali ikan-ikan berlompatan menunjukkan
keselarasan alam. Namun suasana indah ini tak tergubris oleh dua insan yang
remuk hatinya.
"Tapi aku mencintaimu!" ujar laki-laki itu setengah berteriak.
"Hentikan! Sebesar apapun cintamu padaku, tak akan merubah apapun. Kita tak akan bisa bersama," jawab gadis cantik di hadapannya.
"Mengapa?Bukankah kau yang bilang nyaman bersamaku?Bukankah kita saling melengkapi? Saling cocok satu sama lain?" kebingungan menyeruak keras dari dalam hatinya. Batinnya tak mampu menerima pemutusan sepihak ini.
"Ya, memang.Kita sangat cocok.Banyak hal yang mirip di antara kita.Banyak kesamaan di antara kita".
"Lalu?Apa yang kau takutkan?"
"Karena itu masalahnya! Karena Ayah kita sama!" bulir air mata mulai keluar dari mata cantiknya.
"Maksudmu?Apa yang kau bicarakan? Jangan bercanda!"
"Tidak.Aku serius, Ed. Ayahmu, Frans Wijaya, adalah ayah kandungku yang selama ini kukira sudah mati!"
"What?! Impossible! Kau pasti salah.Tidak mungkin itu terjadi".
"Kamu tidak percaya, kan? Tapi itu kenyataannya! Kamu boleh tanya ayahmu tentang ibuku, Ningrum. Setya Ningrum, ibuku, kekasih ayahmu yang ditinggalkannya 23 tahun yang lalu untuk menikah dengan ibumu yang sombong itu!!!"
Bersambung ke chapter 1
"Tapi aku mencintaimu!" ujar laki-laki itu setengah berteriak.
"Hentikan! Sebesar apapun cintamu padaku, tak akan merubah apapun. Kita tak akan bisa bersama," jawab gadis cantik di hadapannya.
"Mengapa?Bukankah kau yang bilang nyaman bersamaku?Bukankah kita saling melengkapi? Saling cocok satu sama lain?" kebingungan menyeruak keras dari dalam hatinya. Batinnya tak mampu menerima pemutusan sepihak ini.
"Ya, memang.Kita sangat cocok.Banyak hal yang mirip di antara kita.Banyak kesamaan di antara kita".
"Lalu?Apa yang kau takutkan?"
"Karena itu masalahnya! Karena Ayah kita sama!" bulir air mata mulai keluar dari mata cantiknya.
"Maksudmu?Apa yang kau bicarakan? Jangan bercanda!"
"Tidak.Aku serius, Ed. Ayahmu, Frans Wijaya, adalah ayah kandungku yang selama ini kukira sudah mati!"
"What?! Impossible! Kau pasti salah.Tidak mungkin itu terjadi".
"Kamu tidak percaya, kan? Tapi itu kenyataannya! Kamu boleh tanya ayahmu tentang ibuku, Ningrum. Setya Ningrum, ibuku, kekasih ayahmu yang ditinggalkannya 23 tahun yang lalu untuk menikah dengan ibumu yang sombong itu!!!"
Bersambung ke chapter 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar