Saya memang bukan ahlinya. Saya pun bukan siapa-siapa, tapi
seperti yang pernah saya katakan sebelumnya mengenai sharing-an saya, bahwa
mungkin ada yang membutuhkan informasi tentang ASI dengan kondisi seperti saya.
Betul kan?
Kondisi saya sekarang:
·
Baby S usia 7 bulan.
·
Sudah MP-ASI dan saya seorang pekerja.
·
Pumping adalah side job saya selama di kantor.
·
Target minimal mengASIhi adalah satu tahun.
·
Pakai freezer khusus pintu atas dan sudah hampir
full.
Tentang pentingnya peran Ayah ASI sudah saya share
sebelumnya dalam dua kali postingan. (Monggo bisa dicheck di postingan sebelum
ini). Sekarang, mari kita bicara soal si pemeran utama. Siapa lagi kalau bukan
‘Si Mamak Susuan’… Yeeeiii ! (prok prok prok, *tepuk tangan*).
Saking banyaknya hal yang berkaitan dengan mamak susuan, saya sampai bingung mau mulai tulis dari mana. Hehe… Karena mengASIhi adalah sebuah perjuangan, yang pemeran utamanya yaitu wanita sangat unik dan sangat beragam latar belakangnya. Jadi tentu saja, pembicaraan mengenai ASI adalah topik yang tiada habis serunya untuk didiskusikan.
Saking banyaknya hal yang berkaitan dengan mamak susuan, saya sampai bingung mau mulai tulis dari mana. Hehe… Karena mengASIhi adalah sebuah perjuangan, yang pemeran utamanya yaitu wanita sangat unik dan sangat beragam latar belakangnya. Jadi tentu saja, pembicaraan mengenai ASI adalah topik yang tiada habis serunya untuk didiskusikan.
Nah, sebetulnya dari mana sih awal mula mengASIhi? Awal mula
mengASIhi adalah ‘berpasangan’. Ya dong? Dari berpasangan dan menikah kemudian
hamil dan menyusui. Di sini lah kita,
wanita, harus mulai memikirkan tentang ASI, bukan hanya sewaktu hamil. (Saya
sudah singgung ini sedikit di Daddy ASI). Kemudian ada yang menjawab: ‘Ah masih
lamaaa …. Mau pacaran dulu, biar saling kenal’. Justru itu! Lebih awal lebih
baik kan? Supaya apa? Persiapan jadi lebih mapan. Persiapan apa saja yang bisa dilakukan? Berikut di antaranya persiapan ASI buat yang masih gadis:
1. Siapkan mental. MENTAL BAJA. Keras kepalalah dalam mengASIhi.
Percaya dirilah dengan sangat tinggi akan sukses mengASIhi. Cobaan dan godaan akan banyak menerpa dari kanan kiri untuk mengalahkan niat mengASIhi. Kuatkan dan tetapkan hati, anggap segala masukan adalah ilmu yang makin menguatkan.
2. MengedukASI diri.
Banyak-banyak membaca, cari ilmu, dan referensi sebanyak-banyaknya tentang ASI. Ajak pasangan untuk ikut membaca dan sepakati bersama rencana mengASIhi. Banyaknya ilmu yang didapat, juga bisa menjadi senjata untuk ibu dan ayah ASI untuk menjawab lidah-lidah tak bertulang. Hahaha...
3. Sepakat dengan pasangan tentang hal-hal pendukung.
Sebagai contoh, ketika nanti setelah melahirkan, bantuan apa saja yang ibu perlukan dari ayah. Pekerjaan rumah yang mungkin ibu belum siap kerjakan kembali, bisa dibantu oleh ayah. Ingat, ibu perlu memberikan perharian lebih dalam mengASIhi.
1. Siapkan mental. MENTAL BAJA. Keras kepalalah dalam mengASIhi.
Percaya dirilah dengan sangat tinggi akan sukses mengASIhi. Cobaan dan godaan akan banyak menerpa dari kanan kiri untuk mengalahkan niat mengASIhi. Kuatkan dan tetapkan hati, anggap segala masukan adalah ilmu yang makin menguatkan.
2. MengedukASI diri.
Banyak-banyak membaca, cari ilmu, dan referensi sebanyak-banyaknya tentang ASI. Ajak pasangan untuk ikut membaca dan sepakati bersama rencana mengASIhi. Banyaknya ilmu yang didapat, juga bisa menjadi senjata untuk ibu dan ayah ASI untuk menjawab lidah-lidah tak bertulang. Hahaha...
3. Sepakat dengan pasangan tentang hal-hal pendukung.
Sebagai contoh, ketika nanti setelah melahirkan, bantuan apa saja yang ibu perlukan dari ayah. Pekerjaan rumah yang mungkin ibu belum siap kerjakan kembali, bisa dibantu oleh ayah. Ingat, ibu perlu memberikan perharian lebih dalam mengASIhi.
4. Berandai-andai.
Bukan suatu kesalahan ketika kita mengandai-andaikan sesuatu. Bayangkan situasi ketika sudah menjadi seorang ibu. Jangan cuma bayangin wedding party aja, ya ladies! Hehe.. Bayangin juga reportnya setelah nikah yaa...
Kira-kira begitu sih yang bisa saya share sedikit. Kebetulan saya sama Daddynya Baby S pacaran uda 6 taun sebelum nikah, jadi mungkin lebih open satu sama lain. Gimana sama yang single? Tetep harus cari ilmu yang buanyak. Jadi nantik kalo uda dapet calonnya, langsung todong 'Yang, Pro ASI kan?'
Semangat mengedukaASI diri para wanita !